Endometriosis adalah kondisi yang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesejahteraan mental. Rasa sakit yang berkepanjangan, perubahan hormon, serta tantangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi. Dalam kondisi ini, banyak orang mencari berbagai cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, dan salah satu cara sederhana namun efektif adalah dengan melatih rasa syukur.
Itulah mengapa di ulang tahun yang ke-10, komunitas mengangkat tema “A Decade of Sisterhood: Grateful Forever” yang menandai perjalanan panjang yang telah dilewati sekaligus menyambut perjuangan yang akan datang dengan selalu bersyukur.
Lalu, Bagaimana Rasa Syukur Bisa Membantu Endowarriors?
Kecemasan dan depresi sering kali muncul karena pola pikir negatif yang berulang. Kita cenderung fokus pada hal-hal yang tidak berjalan sesuai harapan, membayangkan skenario terburuk, atau merasa terjebak dalam kesedihan dan ketidakpastian. Rasa syukur bisa menjadi alat untuk mengimbangi pola pikir ini.
Dalam psikologi, ada konsep competing response, yaitu menggantikan kebiasaan buruk dengan respons yang berlawanan. Dalam konteks kesehatan mental, sulit untuk merasa bersyukur dan tetap tenggelam dalam pikiran negatif pada saat yang bersamaan. Dengan melatih rasa syukur, kita bisa perlahan menggeser fokus dari hal-hal yang menekan ke hal-hal yang membawa ketenangan dan kebahagiaan, meskipun kecil.
Namun, penting untuk diingat bahwa rasa syukur bukan berarti mengabaikan perasaan negatif. Mengatakan “Aku tidak boleh sedih, aku harus bersyukur” justru bisa menimbulkan rasa bersalah. Sebaliknya, rasa syukur yang sehat adalah yang berjalan berdampingan dengan emosi lain. Kita bisa merasa sedih dan tetap bersyukur pada saat yang sama, misalnya:
“Aku merasa cemas tentang masa depan, dan aku bersyukur memiliki teman-teman yang mendukungku.”
“Aku sedih karena kondisiku membatasi aktivitasku, dan aku bersyukur masih bisa menikmati momen kecil yang menyenangkan.”
“Aku lelah dengan banyaknya tantangan, dan aku bersyukur bisa berbagi cerita dengan orang-orang yang memahami.”
Dampak Rasa Syukur bagi Kesehatan Fisik
Selain manfaat psikologis, rasa syukur juga berhubungan dengan kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin melatih rasa syukur cenderung memiliki kualitas tidur yang lebih baik, sistem imun yang lebih kuat, serta risiko lebih rendah terhadap stres dan penyakit.
Hal ini bisa dijelaskan secara biologis. Saat kita mengungkapkan rasa syukur, tubuh melepaskan oksitosin, hormon yang memperkuat hubungan sosial dan memberikan perasaan tenang. Oksitosin juga membantu mengurangi stres, yang pada akhirnya berpengaruh pada kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa menulis jurnal rasa syukur selama dua minggu dapat mengurangi keluhan fisik seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan. Namun, manfaat ini cenderung lebih terasa jika rasa syukur dipraktikkan secara konsisten dalam jangka panjang.

Cara Mempraktikkan Rasa Syukur
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari rasa syukur, kita bisa mulai dengan langkah-langkah sederhana:
Memulai Hari dengan Rasa Syukur
Saat bangun tidur, pikirkan satu hal yang membuat kita bersyukur. Bisa sesederhana menikmati secangkir teh hangat, mendapat pesan dari teman, atau merasakan tubuh yang lebih baik hari ini.
Mengungkapkan Terima Kasih
Jika ada seseorang yang membantu atau membuat hari kita lebih baik, luangkan waktu untuk mengucapkan terima kasih—baik secara langsung, lewat pesan, atau catatan kecil. Hal ini tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga mempererat hubungan sosial.
Menulis Jurnal Rasa Syukur
Sebelum tidur, catat tiga hal yang kita syukuri hari itu. Tidak harus sesuatu yang besar—bisa momen kecil seperti mendengar lagu favorit atau menyelesaikan tugas yang tertunda.
Menyadari Hal-hal yang Sering Terlupakan
Kita sering lupa bersyukur atas hal-hal yang dianggap biasa, seperti memiliki akses ke air bersih, bisa berjalan tanpa rasa sakit, atau mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan menyadari hal-hal ini, kita bisa melihat kehidupan dari perspektif yang lebih positif.
Kesimpulan
Melatih rasa syukur bukan berarti mengabaikan rasa sakit atau kesedihan, tetapi memberi ruang bagi kebahagiaan di tengah tantangan. Dengan membiasakan diri untuk menyadari dan mengungkapkan rasa syukur, kita bisa menciptakan keseimbangan emosional yang lebih baik, meningkatkan kesehatan fisik, dan menjalani hidup dengan lebih penuh harapan.
Jadi, yuk mulai melatih rasa syukur—karena meskipun endometriosis membawa tantangan, selalu ada hal kecil yang bisa kita hargai setiap hari.
Referensi
- Gratitude – A mental health game changer. Anxiety and Depression Association of America, ADAA. (2023, November 22). https://adaa.org/learn-from-us/from-the-experts/blog-posts/consumer/gratitude-mental-health-game-changer
- Amanda Logan, A. (2024b, June 24). Feeling grateful improves health. Mayo Clinic Health System. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/can-expressing-gratitude-improve-health
- Summer Allen. (n.d.). Is gratitude good for your health?. Greater Good. https://greatergood.berkeley.edu/article/item/is_gratitude_good_for_your_health