Adenomiosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium—yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim—tumbuh ke dalam lapisan otot rahim (miometrium). Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri haid hebat, perdarahan menstruasi berat, dan juga berdampak pada kesuburan. Meta-analisis dari 21 studi yang meneliti lebih dari 25.000 wanita menemukan bahwa sekitar 10% wanita dengan masalah kesuburan ternyata memiliki adenomiosis. Selain itu, pada wanita dengan riwayat keguguran berulang, sekitar 38,2% di antaranya diketahui memiliki adenomiosis.
Dalam dunia medis, adenomiosis dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola penyebarannya, yang masing-masing memiliki dampak berbeda terhadap kemungkinan kehamilan.
Jenis-Jenis Adenomiosis
Adenomiosis Fokal
Adenomiosis jenis ini terjadi di area tertentu miometrium dengan invasi jaringan endometrium yang terbatas. Karakteristiknya meliputi:
- Bisa berbentuk nodul kecil atau bercak tersebar di dinding rahim.
- Dampak terhadap kesuburan tergantung pada lokasi lesi. Jika dekat dengan lapisan dalam rahim (endometrium), bisa mengganggu implantasi embrio.
- Sulit dibedakan dengan fibroid pada pemeriksaan USG, sehingga MRI sering diperlukan untuk diagnosis yang lebih akurat.
Adenomioma (Adenomyoma)
Adenomioma merupakan bentuk yang lebih terlokalisasi dari adenomiosis dan sering menyerupai tumor jinak di rahim. Ciri khasnya antara lain:
- Massa padat dengan batas yang lebih jelas dibandingkan adenomiosis difus.
- Sering menyebabkan nyeri hebat dan gangguan siklus menstruasi.
- Jika tumbuh dekat dengan rongga rahim, bisa menghambat implantasi embrio atau menyebabkan keguguran berulang.
- Dalam beberapa kasus, pengobatan bisa mencakup tindakan pembedahan jika sangat mengganggu.
Adenomiosis Difus
Jenis ini adalah bentuk paling luas dari adenomiosis, di mana jaringan endometrium menyebar ke seluruh miometrium. Kondisi ini memiliki beberapa ciri khas:
- Rahim membesar tidak merata dan terasa lebih lunak saat diperiksa.
- Sulit ditangani karena tidak bisa diangkat secara lokal seperti adenomioma.
- Sering dikaitkan dengan infertilitas karena menyebabkan perubahan pada struktur rahim, peradangan kronis, dan gangguan kontraksi rahim yang dapat menghambat implantasi embrio.

Mengapa Adenomiosis Bisa Menghambat Implantasi Embrio?
Pasien dengan adenomiosis sering mengalami kesulitan dalam implantasi embrio, baik dalam kehamilan alami maupun dalam program bayi tabung (IVF). Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini:
- Peradangan Kronis di Rahim
Adenomiosis menyebabkan peradangan berkepanjangan di lapisan rahim, yang dapat:- Mengganggu komunikasi antara embrio dan endometrium, sehingga rahim tidak “menerima” embrio dengan baik.
- Memicu peningkatan sel imun tertentu (seperti makrofag dan limfosit) yang dapat menyerang embrio sebagai benda asing.
- Gangguan Reseptivitas Endometrium
Reseptivitas endometrium adalah kemampuan lapisan rahim untuk menerima embrio. Pada pasien dengan adenomiosis, sering terjadi:- Gangguan ekspresi gen yang berperan dalam implantasi, seperti HOXA10, LIF (Leukemia Inhibitory Factor), dan integrin.
- Penurunan “window of implantation”—periode ketika rahim paling siap menerima embrio bisa bergeser atau menyempit, sehingga sinkronisasi dengan embrio terganggu.
- Perubahan Struktural pada Miometrium dan Endometrium
Miometrium yang menebal dan kaku akibat adenomiosis bisa mengganggu suplai darah ke endometrium, menyebabkan lingkungan kurang optimal untuk implantasi. Endometrium bisa mengalami hiperplasia (penebalan berlebihan) atau atrofi (penipisan), yang keduanya bisa menghambat implantasi. - Kontraksi Uterus yang Tidak Normal
Rahim pasien adenomiosis sering mengalami kontraksi berlebihan atau tidak terkoordinasi akibat perubahan struktur otot. Kontraksi ini bisa mendorong embrio keluar dari tempat implantasi sebelum berhasil menempel. - Peningkatan Fibrosis (Jaringan Parut)
Pada kasus adenomiosis berat, fibrosis dapat terbentuk di sekitar jaringan yang terkena. Jaringan parut ini mengurangi fleksibilitas dan kemampuan rahim untuk beradaptasi selama implantasi dan kehamilan awal.
Implikasi dalam Program Hamil
Karena faktor-faktor di atas, pasien dengan adenomiosis lebih rentan mengalami:
- Kegagalan implantasi setelah IVF.
- Keguguran dini karena embrio tidak bisa berkembang dengan baik.
- Risiko komplikasi kehamilan seperti plasenta akreta atau persalinan prematur.
Namun, tetap ada harapan! Dengan terapi yang tepat, peluang keberhasilan bisa meningkat. Beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan sebelum dan selama program kehamilan antara lain:
- Penggunaan GnRH agonist sebelum IVF untuk mengurangi peradangan dan mengecilkan lesi adenomiosis.
- Pendekatan PRP (Platelet-Rich Plasma) intrauterin yang dapat meningkatkan reseptivitas endometrium.
- Terapi hormonal seperti progestin atau kontrasepsi hormonal untuk mengelola gejala dan mengurangi dampak adenomiosis terhadap kesuburan.

Setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas guna menentukan strategi terbaik. Dengan perencanaan yang matang, peluang keberhasilan kehamilan tetap terbuka bagi endosisters yang berjuang melawan adenomiosis!
Referensi:
- Mishra I, Melo P, Easter C, Sephton V, Dhillon-Smith R, Coomarasamy A. Prevalence of adenomyosis in women with subfertility: systematic review and meta-analysis. Ultrasound Obstet Gynecol. 2023 Jul;62(1):23-41. doi: 10.1002/uog.26159. Epub 2023 Apr 28. PMID: 36647238.
- Puente JM, Fabris A, Patel J, Patel A, Cerrillo M, Requena A, Garcia-Velasco JA. Adenomyosis in infertile women: prevalence and the role of 3D ultrasound as a marker of severity of the disease. Reprod Biol Endocrinol. 2016 Sep 20;14(1):60. doi: 10.1186/s12958-016-0185-6. PMID: 27645154; PMCID: PMC5029059.
- Habiba M, Benagiano G. Classifying Adenomyosis: Progress and Challenges. Int J Environ Res Public Health. 2021 Nov 25;18(23):12386. doi: 10.3390/ijerph182312386. PMID: 34886111; PMCID: PMC8656514.