Endometriosis adalah penyakit kronis yang membutuhkan terapi berkelanjutan. Terapi yang tepat dapat membantu mengurangi rasa sakit, menjaga kesuburan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Berikut adalah ringkasan yang memberikan gambaran tentang berbagai opsi yang tersedia Informasi yang tercantum disini mungkin belum lengkap. Silahkan diskusikan lebih lanjut dengan dokter Anda tentang rencana perawatan Anda.
- Pilihan perawatan dengan pendekatan medis
- Progestin
Untuk mengatasi rasa nyeri dan menghambat pertumbuhan jaringan endometriosis, penggunaan progestin seperti Dienogest atau Norethisterone dapat menjadi pilihan. Terdapat beberapa cara untuk memberikan progestin, termasuk melalui pil, suntikan, atau penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
[Sumber foto: Clue App https://helloclue.com/articles/sex/progestins-101] - Obat Androgenik
Obat yang mengandung androgen memiliki senyawa yang menyerupai hormon pria (testosteron). Penggunaan obat ini dapat mengurangi produksi hormon estrogen, mencegah pertumbuhan endometrium, dan menyebabkan amenore. - Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK)
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi (KOK) dapat mengatasi nyeri panggul yang disebabkan oleh endometriosis. KOK bekerja dengan menghambat hormon LH dan FSH, serta mencegah pelepasan sel telur dengan menciptakan kondisi pseudo-kehamilan. KOK dapat digunakan sendiri atau sebagai tambahan setelah prosedur pembedahan. Namun, penting untuk dicatat bahwa KOK tidak menyembuhkan endometriosis dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis bidang fertilitas. - Gonadotropin – Releasing Hormone (GnRH) Agonis
Efek GnRH Agonis adalah menekan produksi hormon FSH dan LH melalui mekanisme desensitisasi. Dampak dari penurunan FSH dan LH ini adalah penghambatan produksi hormon estrogen. - Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS)
Dalam mengatasi endometriosis, OAINS seperti diklofenak dan ibuprofen dapat digunakan untuk meredakan nyeri yang ringan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan OAINS dalam jangka panjang tidak disarankan karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan.
- Progestin
- Pilihan perawatan dengan bedah
Salah satu opsi pengobatan untuk endometriosis adalah melalui tindakan bedah. Pembedahan endometriosis biasanya direkomendasikan untuk wanita yang mengalami nyeri panggul yang tidak merespon atau tidak cocok dengan pengobatan obat-obatan, memiliki endometriosis yang parah, atau memiliki endometrioma di ovarium. Berikut jenis-jenis perawatan bedah yang mungkin dilakukan pada pasien endometriosis:
- Laparotomi
Pembedahan endometriosis dengan dengan laparotomi dilakukan melalui sayatan besar di perut atau panggul. Namun saat ini, laparotomi dalam pengobatan endometriosis semakin jarang dilakukan. - Laparoskopi
Prosedur bedah minimal invasif yang dilakukan dengan menyisipkan instrumen bedah melalui sayatan kecil di perut atau panggul. Laparoskopi sering dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati endometriosis. Pendekatan bedah laparoskopi menawarkan berbagai pilihan metode, yang semuanya bertujuan untuk mengembalikan anatomi dan mengatasi nyeri pada wanita usia reproduksi yang berencana memiliki keturunan di masa depan. Dibandingkan dengan laparotomi, laparoskopi menawarkan manfaat seperti mengurangi rasa sakit, mengurangi waktu di rumah sakit, mempercepat proses pemulihan, dan memberikan hasil kosmetik yang lebih baik.
[Sumber foto: HealthDirect Australia https://www.healthdirect.gov.au/laparoscopy] - Eksisi
Prosedur bedah untuk mengangkat jaringan lesi endometriosis. - Kistektomi
Prosedur bedah untuk mengangkat kista. Dalam konteks endometriosis, kista yang diangkat biasanya adalam endometrioma ovarium. - Ooforektomi
Prosedur bedah untuk mengangkat ovarium. Ooforektomi dapat dilakukan untuk mengobati endometriosis yang parah atau jika ovarium mengalami kerusakan. - Histerektomi
Prosedur pembedahan definitif dengan pengangkatan rahim untuk memicu menopause. Opsi ini layak dipertimbangkan oleh wanita dengan endometriosis yang tidak merespons pengobatan konservatif dan tidak berencana untuk memiliki keturunan di masa mendatang.
Penting untuk diingat bahwa meskipun dilakukan dengan pembedahan, tidak ada jaminan terbebas dari risiko kekambuhan, dan tingkat penurunan rasa nyeri dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya.
Sumber:
- Harzif, A. K., Sumapraja, K., Hidayat, S. T., Permadi, W., & Rizal, F. A. (2023). Mengenali Endometriosis: Tidak Semua Nyeri Haid Normal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Indonesia (HIFERI).
- HIFERI POGI (2017). Konsensus Tata Laksana Nyeri Endometriosis: Revisi Pertama
- European Society of Human Reproduction and Embryology. (2022). Endometriosis. www.eshre.eu/guidelines