Beberapa endosister mungkin pernah mengalami hal ini: menstruasi sudah selesai, tapi beberapa hari (atau bahkan minggu) kemudian masih keluar bercak darah yang warnanya bisa cokelat muda, merah terang, atau kecokelatan. Kadang flek juga muncul tanpa menstruasi, terutama ketika sedang terapi hormon. Dalam hati mungkin muncul pertanyaan:
“Ini masih normal atau enggak, ya?”
Apakah ini efek samping dari terapi? Atau justru sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperiksa lebih lanjut? Sebelum buru-buru panik (atau malah diabaikan begitu saja), yuk kenali dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan flek.
Apa Itu Flek?
Flek atau spotting adalah keluarnya sedikit darah dari vagina di luar waktu menstruasi. Jumlahnya biasanya jauh lebih sedikit dari darah haid, dan tidak sampai membasahi pembalut. Warna flek bisa bervariasi, dari merah muda, merah terang, hingga kecokelatan.
Flek bisa muncul karena berbagai alasan, mulai dari fluktuasi hormon, ovulasi, stres, hingga efek samping obat-obatan. Pada beberapa orang, flek bisa berlangsung 1–2 hari dan berhenti sendiri. Tapi kalau terjadi terus-menerus, bisa jadi ada kondisi lain yang mendasari terutama jika kamu sedang menjalani terapi untuk endometriosis.
Apa Penyebab Flek Berkepanjangan?
1. Ketidakseimbangan Hormon
Salah satu penyebab umum flek berkepanjangan adalah rendahnya kadar progesteron. Hormon ini berfungsi “menstabilkan” lapisan rahim. Jika tidak cukup, dinding rahim menjadi lebih mudah luruh secara tidak teratur, sehingga keluarlah bercak darah.
Di beberapa kasus, pembuluh darah baru di rahim bisa terlalu banyak tapi belum matang, atau dindingnya rapuh. Ini membuat darah lebih mudah merembes keluar, dan muncul sebagai flek yang lama atau berulang. Beberapa studi menunjukkan hal ini bisa terjadi akibat perubahan hormon atau kondisi peradangan kronis, seperti endometriosis.
Pada penderita endometriosis, ketidakseimbangan hormon ini sangat sering terjadi, terutama pada mereka yang belum menjalani pengobatan hormonal atau sedang dalam fase perubahan terapi.
2. Peradangan Akibat Endometriosis
Jaringan endometriosis bisa menyebabkan inflamasi kronis di rongga panggul, ovarium, atau bahkan usus. Peradangan ini meningkatkan sensitivitas pembuluh darah, yang bisa memicu keluarnya darah walaupun tidak sedang haid.
3. Efek Samping Terapi Hormon
Jika kamu sedang menjalani terapi hormon, seperti pil progestin atau agonis GnRH, tubuh sedang dalam masa adaptasi. Flek bisa menjadi bagian dari efek samping jangka pendek atau di awal masa terapi karena penyesuaian dari tubuh, tapi tetap perlu dipantau apakah frekuensinya menurun atau justru semakin memburuk. Penelitian menunjukkan bahwa flek yang terjadi saat terapi hormon bisa jadi bukan hanya efek samping biasa, melainkan akibat dari perubahan struktur pembuluh darah di lapisan rahim.
4. Kondisi Lain di Luar Endometriosis
Flek berkepanjangan juga bisa menjadi tanda adanya:
- Polip rahim atau serviks
- Infeksi saluran reproduksi
- Kondisi prakanker atau kanker
Inilah kenapa tidak semua flek bisa dianggap “biasa”.
Kapan Flek Menjadi Red Flag?
Segera konsultasi jika flek muncul dalam kondisi berikut:
- Terjadi lebih dari 7 hari berturut-turut
- Sering muncul di luar siklus, tanpa pola yang jelas
- Disertai nyeri panggul, kelelahan, atau gejala lain
- Muncul setelah hubungan seksual
- Tidak membaik meski sudah menjalani terapi
Dengarkan Tubuhmu, Jangan Abaikan Sinyalnya
Endometriosis adalah kondisi yang kompleks, dan tubuh sering mengirimkan sinyal halus sebelum gejala besar muncul. Flek berkepanjangan mungkin tampak ringan, tapi bisa jadi permukaan dari masalah yang lebih dalam.
Makin cepat kamu mengenali pola tubuhmu sendiri, makin mudah pula tenaga medis memberikan penanganan yang tepat. Tidak semua flek berbahaya, tapi bukan berarti boleh diabaikan. Jika kamu endosister dan merasa ada yang berbeda dengan siklus tubuhmu, percayai insting itu dan cari tahu lebih lanjut.
Referensi
- Middelkoop MA, Don EE, Hehenkamp WJK, Polman NJ, Griffioen AW, Huirne JAF. Angiogenesis in abnormal uterine bleeding: a narrative review. Hum Reprod Update. 2023 Jul 5;29(4):457-485. doi: 10.1093/humupd/dmad004. PMID: 36857162; PMCID: PMC10320491.
- Heitmann RJ, Langan KL, Huang RR, Chow GE, Burney RO. Premenstrual spotting of ≥2 days is strongly associated with histologically confirmed endometriosis in women with infertility. Am J Obstet Gynecol. 2014 Oct;211(4):358.e1-6. doi: 10.1016/j.ajog.2014.04.041. Epub 2014 May 4. PMID: 24799313.
- Schindler AE. Dienogest in long-term treatment of endometriosis. Int J Womens Health. 2011;3:175-84. doi: 10.2147/IJWH.S5633. Epub 2011 Jul 6. PMID: 21792339; PMCID: PMC3140813.
- Sumber foto: Stockphoto