Menyusui dan Endometriosis: Bagaimana Proses Laktasi Bisa Menahan Pertumbuhan Endometriosis?

Dalam rangka World Breastfeeding Week, kita tidak hanya merayakan manfaat menyusui bagi bayi, tapi juga dampaknya bagi ibu, termasuk yang hidup dengan endometriosis.

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan mirip endometrium tumbuh di luar rahim. Ini bisa memicu nyeri hebat, gangguan menstruasi, dan infertilitas. Salah satu pemicunya adalah hormon estrogen.

Apa Hubungan Menyusui dan Endometriosis?

Selama menyusui, tubuh memproduksi hormon prolaktin dalam jumlah tinggi. Prolaktin:

  • Meningkatkan produksi ASI
  • Menghambat ovulasi
  • Menekan kadar estrogen

Dengan menurunnya estrogen, lingkungan hormonal tubuh menjadi kurang mendukung pertumbuhan jaringan endometriosis.

Ini disebut kondisi amenore laktasional, yaitu tidak menstruasi selama menyusui eksklusif. Bagi banyak penyintas, ini memberikan waktu “tenang” dari gejala endometriosis.

Sebuah studi prospektif terhadap 123 ibu dengan endometriosis menunjukkan bahwa menyusui, terutama secara eksklusif, berkorelasi dengan penurunan signifikan nyeri haid dan nyeri panggul kronis. Bahkan, ukuran endometrioma ovarium dilaporkan mengecil selama masa laktasi dua tahun setelah melahirkan.

Selain itu, menyusui juga dapat mengurangi risiko endometriosis. Sebuah meta-analisis terbaru (2022) menunjukkan bahwa perempuan yang menyusui cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena endometriosis karena pengaruh hormonal dan mekanisme fisiologis lain seperti prolaktin dan amenore laktasional tersebut.

Apakah Menyusui Bisa Menyembuhkan Endometriosis?

Tidak. Menyusui bisa memperlambat perkembangan jaringan, tetapi bukan solusi permanen.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

  • Setiap individu berbeda, ada yang tetap mengalami gejala saat menyusui
  • Setelah berhenti menyusui, kadar estrogen bisa meningkat lagi dan gejala endometriosis kembali muncul
  • Menyusui tidak menggantikan terapi jangka panjang seperti pengobatan hormonal atau bedah

Apa yang Bisa Dilakukan Penyintas Endometriosis Saat Menyusui?

  1. Pantau gejala secara rutin, meskipun terasa membaik
  2. Konsultasikan rencana menyusui dan pasca-menyusui ke dokter kandungan atau spesialis endometriosis
  3. Pertahankan pola hidup sehat: cukup istirahat, nutrisi seimbang, dan dukungan emosional

Kesimpulan: Menyusui Bukan Obat, Tapi Bisa Jadi Peluang

Menyusui memang bukan pengobatan untuk endometriosis, tetapi bisa menjadi periode hormonal yang menguntungkan. Dengan penurunan kadar estrogen alami, banyak ibu mengalami perbaikan gejala endometriosis sementara selama menyusui eksklusif.

Namun, penting untuk tetap memantau dan menyiapkan strategi pengelolaan jangka panjang setelah masa laktasi berakhir.

💛 Untuk semua ibu yang merawat bayinya sambil tetap menjaga dirinya — kamu luar biasa.

Referensi:

  • How breastfeeding and pregnancy affects endometriosis. Endometriosis : Causes – Symptoms – Diagnosis – and Treatment. (2018, May 21). https://www.endofound.org/separating-myth-from-fact-how-pregnancy-breastfeeding-affects-endometriosis
  • Prosperi Porta R, Sangiuliano C, Cavalli A, Hirose Marques Pereira LC, Masciullo L, Piacenti I, Scaramuzzino S, Viscardi MF, Porpora MG. Effects of Breastfeeding on Endometriosis-Related Pain: A Prospective Observational Study. Int J Environ Res Public Health. 2021 Oct 10;18(20):10602. doi: 10.3390/ijerph182010602. PMID: 34682348; PMCID: PMC8535640.
  • Youseflu S, Savabi-Esfahani M, Asghari-Jafarabadi M, Maleki A. The Protective Effect of Breastfeeding and Ingesting Human Breast Milk on Subsequent Risk of Endometriosis in Mother and Child: A Systematic Review and Meta-Analysis. Breastfeed Med. 2022 Oct;17(10):805-816. doi: 10.1089/bfm.2022.0126. PMID: 36282195.
  • Sumber foto: iStock Photo

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini