Kadang setelah serangkaian pemeriksaan dan USG, dokter tiba-tiba menyarankan MRI.
Kamu mungkin sempat bertanya-tanya:
“Apakah ini berarti kondisiku berat? Apakah USG-nya tidak cukup jelas? Harus segera operasi kah?”
Sebenarnya, MRI bukan tanda bahwa kondisimu memburuk. Ia justru salah satu alat bantu paling akurat untuk membantu dokter memahami sejauh mana endometriosis berkembang di dalam tubuh.
Buat banyak pasien, ini langkah penting menuju penanganan yang lebih tepat dan terarah.
Apa Itu MRI, dan Apakah Aman?
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah pemeriksaan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail organ tubuh bagian dalam.
Tidak ada radiasi sama sekali — jadi aman untuk pemeriksaan berulang bila dibutuhkan.
Pada kasus endometriosis, MRI dapat membantu mendeteksi:
- Lokasi dan ukuran jaringan endometriosis,
- Kedalaman invasi jaringan (deep endometriosis),
- Adanya perlekatan antar organ (misalnya rahim dengan usus atau kandung kemih).
Namun penting diingat: MRI tidak menggantikan diagnosis klinis. Hasilnya tetap harus dibaca dan dikonfirmasi dokter spesialis kandungan.
Kapan Dokter Menyarankan MRI?
Biasanya MRI direkomendasikan dalam beberapa situasi berikut:
- Hasil USG tidak cukup jelas, atau dicurigai adanya deep infiltrating endometriosis (DIE) — jaringan endometriosis yang tumbuh menembus lapisan organ.
- Gejala nyeri sangat berat, tapi tidak sesuai dengan hasil USG.
- Dokter sedang mempersiapkan tindakan operasi dan perlu “peta” posisi organ yang menempel atau mengalami perlekatan.
- Ada dugaan keterlibatan organ lain seperti rektum, usus, atau kandung kemih.
MRI membantu dokter “melihat” kondisi panggul dalam bentuk peta tiga dimensi — memperlihatkan hubungan antar organ yang tidak bisa ditangkap USG biasa.
Sebelum Pemeriksaan: Apa yang Perlu Disiapkan
Supaya pengalamanmu lebih nyaman, berikut beberapa hal yang bisa kamu persiapkan:
- Ikuti instruksi rumah sakit — kadang perlu puasa 4–6 jam sebelum pemeriksaan.
- Lepas semua benda logam seperti anting, jam tangan, karet rambut dengan besi, atau bra kawat.
- Datang 30 menit lebih awal untuk registrasi dan briefing.
- Kalau kamu mudah cemas atau claustrophobic, beri tahu petugas sebelum pemeriksaan.
- Bawa sweater tipis karena ruangan MRI biasanya cukup dingin.
Selama Pemeriksaan: Apa yang Akan Kamu Rasakan
Begitu namamu dipanggil, kamu akan diminta berganti pakaian rumah sakit dan memastikan tidak ada logam di tubuh.
Beberapa rumah sakit akan melakukan tes alergi cairan kontras terlebih dahulu — menyuntikkan sedikit cairan ke kulit dan menunggu apakah ada reaksi. Kalau tidak ada, pemeriksaan bisa dilanjutkan.
Selama pemeriksaan:
- Kamu akan berbaring di atas meja MRI yang perlahan masuk ke tabung mesin.
- Pemeriksaan bisa berlangsung 45 hingga 90 menit, tergantung area tubuh yang diperiksa (misalnya perut dan panggul sekaligus).
Tentang cairan kontras:
- Disuntikkan lewat infus (IV) di lengan.
- Membantu memperjelas gambar jaringan organ.
- Bisa menimbulkan sensasi hangat sesaat, tapi aman dan cepat hilang.
Tentang gel kontras (vaginal atau rectal gel):
Untuk pemeriksaan endometriosis yang mendalam, teknisi bisa memasukkan gel steril melalui vagina atau rektum. Fungsinya agar organ-organ di area panggul lebih mudah terlihat jelas di hasil MRI. Tidak menimbulkan rasa sakit, hanya sedikit tidak nyaman di awal, dan akan dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tenaga medis terlatih.
🚫 Yang penting diingat:
Selama proses berlangsung, kamu tidak boleh banyak bergerak. Sedikit saja pergerakan bisa membuat hasil gambar kabur dan pemeriksaan harus diulang. Suara mesin MRI akan terdengar keras (“thump-thump” atau “buzz-buzz”), tapi itu normal, tanda mesin sedang bekerja.
💡 Tips: Gunakan napas perlahan dan dalam kalau mulai merasa tegang. Kamu juga bisa berkomunikasi lewat interkom dengan teknisi kalau merasa tidak nyaman.
Setelah MRI: Menunggu Hasil dengan Tenang
Biasanya hasil MRI akan keluar dalam 2–7 hari kerja.
Dokter akan meninjau gambar dan laporan radiologi, lalu menjelaskan temuan serta langkah berikutnya — apakah cukup dengan terapi hormon, perlu observasi, atau disarankan tindakan laparoskopi.
MRI bukan vonis, tapi peta navigasi.
Ia membantu dokter melihat kondisi dengan lebih objektif, dan membantu pasien memahami tubuhnya dengan lebih utuh.
Menjalani MRI mungkin terasa menegangkan, tapi kamu nggak sendiri.
Rasa cemas itu wajar — tubuhmu sedang menjalani proses penting untuk mendapatkan perawatan yang lebih tepat. Berikan diri waktu untuk beristirahat setelah pemeriksaan, dan jangan ragu bertanya pada dokter tentang hasilnya nanti.
“MRI bukan tanda bahwa kondisimu memburuk, tapi bahwa tubuhmu sedang diberi perhatian ekstra. Dengan informasi yang lebih lengkap, kamu dan dokter bisa menavigasi langkah berikutnya dengan lebih tenang dan penuh kendali.”
Referensi:
- Kido A, Himoto Y, Moribata Y, Kurata Y, Nakamoto Y. MRI in the Diagnosis of Endometriosis and Related Diseases. Korean J Radiol. 2022 Apr;23(4):426-445. doi: 10.3348/kjr.2021.0405. Epub 2022 Mar 8. PMID: 35289148; PMCID: PMC8961012.
- Lorusso, F., Scioscia, M., Rubini, D. et al. Magnetic resonance imaging for deep infiltrating endometriosis: current concepts, imaging technique and key findings. Insights Imaging 12, 105 (2021). https://doi.org/10.1186/s13244-021-01054-x
- Sumber foto: Healthline