“Kenapa ya badanku seperti melawan dari segala sisi?”
Banyak Endosister pernah merasa seperti ini. Bukan cuma perut yang sakit, tapi kepala sering migrain, punggung nyeri tak kunjung reda, atau hati terasa berat karena cemas dan murung. Ada juga yang bingung karena kerap bolak-balik terkena infeksi saluran kemih, atau menghadapi kehamilan yang penuh komplikasi. Rasanya seakan-akan tubuh menyimpan teka-teki yang sulit dipecahkan.
Apa yang Ditemukan Studi Terbaru
Sebuah penelitian besar yang dipublikasikan awal 2025 menganalisis rekam medis lebih dari 40.000 pasien endometriosis. Dari data yang sangat luas itu, peneliti menemukan bahwa endometriosis sering hadir bersama dengan penyakit atau kondisi lain—bukan berdiri sendiri. Inilah yang disebut komorbiditas.
Yang menarik, pola komorbiditas ini ternyata tidak acak. Ada lebih dari 600 komorbiditas yang bisa terjadi bersamaan dengan endometriosis. Komorbiditas ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok (cluster) yang memiliki ciri khas masing-masing, beberapa contoh kelompok yang signifikan adalah:
- Kelompok penyakit autoimun
Misalnya lupus, rheumatoid arthritis, atau multiple sclerosis. Hal ini menunjukkan adanya kaitan antara endometriosis dengan sistem imun tubuh yang terlalu aktif menyerang dirinya sendiri. - Kelompok sindrom nyeri kronis
Seperti fibromyalgia, migrain, atau nyeri punggung berkepanjangan. Bagi sebagian orang, nyeri endometriosis seakan “bergaung” dan berlipat, karena tubuh juga membawa kondisi lain yang berhubungan dengan sensitivitas nyeri. - Kelompok kesehatan mental
Cemas, depresi, hingga gangguan suasana hati ditemukan jauh lebih sering pada pasien dengan endometriosis. Tidak selalu jelas mana yang datang lebih dulu—apakah nyeri kronis memicu masalah psikologis, atau ada mekanisme biologis yang menghubungkan keduanya—namun kaitan ini jelas nyata. - Kelompok komplikasi kehamilan
Termasuk keguguran berulang, kelahiran prematur, atau hipertensi dalam kehamilan. Temuan ini memperkuat bukti bahwa endometriosis bukan hanya memengaruhi kesuburan, tapi juga perjalanan kehamilan secara keseluruhan. - Kelompok gangguan saluran kemih
Contohnya infeksi saluran kemih berulang atau interstitial cystitis. Hal ini sering membingungkan pasien, karena gejalanya bisa menyerupai endometriosis panggul, padahal melibatkan organ berbeda. - Kelompok neoplasma (pertumbuhan jaringan/tumor)
Beberapa pasien dengan endometriosis juga ditemukan memiliki risiko lebih tinggi pada jenis tumor tertentu, terutama di area reproduksi.
Dengan kata lain, penelitian ini menegaskan bahwa endometriosis sangatlah beragam. Setiap orang mungkin membawa “paket” komorbiditas yang berbeda, yang akhirnya memengaruhi pengalaman nyeri, kualitas hidup, bahkan pilihan pengobatan.
Apa Yang Perlu Sister Lakukan
- Kenali gejala tidak biasa
Catat dan perhatikan pola gejala di luar nyeri menstruasi klasik. Misalnya migrain, infeksi saluran kemih berulang, atau mood swing. - Diskusikan kondisi penyerta dengan dokter
Jangan ragu menyampaikan semua keluhan, meski terasa “tidak ada hubungannya” dengan endometriosis. Sering kali justru di situlah petunjuk penting muncul. - Advokasi pengobatan terpersonalisasi
Ingat bahwa perjalanan tiap Endosister berbeda. Tidak ada “satu jalan” yang berlaku bagi semua orang. - Manfaatkan fasilitas endometriosis center
Jika memungkinkan, pilih pusat layanan yang punya tim multidisiplin sehingga masalahmu bisa ditangani secara lebih menyeluruh.
Apa Yang Bisa Diharapkan untuk Riset ke Depan
Temuan ini memperkuat gagasan bahwa endometriosis bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan kondisi yang sangat heterogen. Ada kemungkinan, di masa depan kita akan mengenali subtipe endometriosis berdasarkan pola komorbiditasnya.
Hal ini penting karena membuka jalan untuk:
- Perawatan yang lebih personal: pengobatan disesuaikan dengan kondisi penyerta, bukan hanya nyeri.
- Kolaborasi multidisiplin: dokter kandungan bekerja bersama imunolog, psikiater, urolog, hingga spesialis nyeri.
- Riset yang lebih tajam: tidak lagi mencari “satu obat untuk semua”, melainkan menyesuaikan dengan subkelompok pasien.
Endometriosis bukan sekadar nyeri bulanan. Dengan memahami bahwa ada “teman-teman” lain yang sering datang bersamanya, kita bisa lebih siap menavigasi perjalanan ini. Semakin banyak penelitian yang mengungkap kompleksitas endometriosis, semakin dekat pula kita pada perawatan yang lebih manusiawi, menyeluruh, dan terpersonalisasi.
Referensi:
- Khan U, Oskotsky TT, Yilmaz BD, Roger J, Gjoni K, Irwin JC, Opoku-Anane J, Elhadad N, Giudice LC, Sirota M. Comorbidity analysis and clustering of endometriosis patients using electronic health records. medRxiv [Preprint]. 2025 Feb 19:2025.02.13.25322244. doi: 10.1101/2025.02.13.25322244. Update in: Cell Rep Med. 2025 Aug 19;6(8):102245. doi: 10.1016/j.xcrm.2025.102245. PMID: 39990556; PMCID: PMC11844609.
- Sumber foto: iStock