Penyakit Kota Besar? Memahami Hubungan Endometriosis dan Lingkungan

Banyak dari kita hidup di kota besar dengan kemacetan, asap kendaraan, hiruk pikuk pekerjaan, dan ritme hidup yang cepat. Mungkin kamu pernah merasa gejala endometriosis jadi lebih berat saat di kota, lalu sedikit lega ketika berlibur ke daerah dengan udara segar. Ternyata, itu bukan cuma perasaan. Penelitian memang menemukan kaitan antara polusi lingkungan dan endometriosis.

Apa Kata Penelitian?

Peneliti di berbagai negara mulai menemukan pola menarik: perempuan yang tinggal di daerah urban dengan tingkat polusi tinggi cenderung melaporkan gejala endometriosis lebih berat. Paparan partikel halus dari asap kendaraan (PM2.5), logam berat dari limbah industri, hingga bahan kimia seperti dioxin, bisphenol-A (BPA) pada plastik, dan phthalates yang ada di banyak produk sehari-hari, semuanya bisa memengaruhi tubuh kita.

Bahan-bahan ini disebut endocrine disrupting chemicals (EDCs) atau “pengganggu hormon.” Artinya, mereka bisa meniru atau mengacaukan sinyal hormon alami dalam tubuh. Bagi kita yang hidup dengan endometriosis, yang penyakitnya sendiri sudah erat kaitannya dengan ketidakseimbangan hormon dan peradangan, paparan tambahan dari lingkungan bisa jadi seperti “beban ganda.”

Tidak heran, ada istilah “Endo is a city disease.” Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menegaskan bahwa kota besar, dengan segala polusi dan gaya hidup cepatnya, memberi tantangan tambahan bagi tubuh perempuan.

Bagaimana Polusi Memengaruhi Endometriosis?

Bayangkan tubuh kita seperti rumah dengan sistem listrik yang rapuh. Endometriosis sudah membuat aliran listriknya sering korslet. Lalu, polusi datang seperti lonjakan arus dari luar yang bikin lampu makin sering padam.

Secara biologis, ada beberapa hal yang terjadi:

  • Gangguan hormon: EDCs bisa meniru estrogen. Akibatnya, sel endometrium di luar rahim dapat tumbuh lebih aktif dan susah dikendalikan.
  • Stres oksidatif: Polutan memicu “radikal bebas” di dalam tubuh. Kalau jumlahnya terlalu banyak, sel jadi rusak dan tubuh masuk ke mode peradangan kronis.
  • Peradangan berlapis: Endometriosis sendiri sudah bersifat inflamasi. Saat polusi menambah bahan bakar, nyala peradangannya jadi makin besar.

Analogi gampangnya: jika endometriosis adalah api kecil di tungku, maka polusi adalah bensin yang dituangkan ke atasnya. Nyeri bisa terasa lebih menusuk, siklus menstruasi terasa lebih berat, dan energi kita lebih cepat habis.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Sehari-hari

Meski kita tidak bisa sepenuhnya menghindari polusi kota, ada langkah kecil yang bisa membantu tubuh lebih kuat:

  • Gunakan masker berkualitas saat polusi udara tinggi.
  • Kurangi plastik sekali pakai, pilih wadah kaca atau stainless.
  • Perkaya makanan anti-inflamasi: sayuran hijau, buah, ikan berlemak, dan rempah seperti kunyit atau jahe.
  • Tambahkan tanaman indoor untuk membantu sirkulasi udara di rumah.
  • Prioritaskan manajemen stres lewat journaling, meditasi, atau olahraga ringan.

Suara Kolektif dan Advokasi

Fakta bahwa polusi bisa memperburuk endometriosis memberi pesan penting: perjuangan ini bukan hanya tentang tubuh individu, tapi juga tentang lingkungan dan kebijakan publik. Kita bisa:

  • Mendukung kebijakan udara bersih dan pengelolaan sampah plastik.
  • Mengikuti kampanye lingkungan dan kesehatan perempuan.
  • Mengangkat cerita kita supaya pembuat kebijakan lebih peka terhadap dampak polusi pada kesehatan reproduksi.

Endometriosis bukan salah kita, dan kita tidak memilih tinggal di kota dengan polusi. Namun, dengan pengetahuan ini, kita bisa lebih siap menjaga diri, saling menguatkan, dan mendorong perubahan. Karena tubuh kita layak hidup di lingkungan yang sehat, bebas dari beban tambahan yang tidak seharusnya kita tanggung.

Referensi:

  • Vallée A, Ceccaldi PF, Carbonnel M, Feki A, Ayoubi JM. Pollution and endometriosis: A deep dive into the environmental impacts on women’s health. BJOG. 2024 Mar;131(4):401-414. doi: 10.1111/1471-0528.17687. Epub 2023 Oct 9. PMID: 37814514.
  • Dutta S, Banu SK, Arosh JA. Endocrine disruptors and endometriosis. Reprod Toxicol. 2023 Jan;115:56-73. doi: 10.1016/j.reprotox.2022.11.007. Epub 2022 Nov 24. PMID: 36436816.
  • Szczęsna, D., Wieczorek, K. & Jurewicz, J. An exposure to endocrine active persistent pollutants and endometriosis — a review of current epidemiological studies. Environ Sci Pollut Res 30, 13974–13993 (2023). https://doi.org/10.1007/s11356-022-24785-w
  • Sumber foto: Kompas.com

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini