Ilustrasi pungsi kista

Opsi Intervensi Endometriosis Berdasarkan Bentuk dan Lokasinya

Endometriosis adalah kondisi kompleks yang membutuhkan pendekatan penanganan yang spesifik berdasarkan karakteristik lesi dan lokasinya dalam tubuh. Pemahaman yang jelas mengenai pilihan intervensi yang tersedia sangatlah penting agar pasien dapat memperoleh perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Penanganan untuk Kista Ovarium

Proses diagnosis

Untuk mendiagnosis kista endometriosis ovarium, biasanya dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan, antara lain:

  1. Anamnesis (wawancara medis)
    • Menanyakan gejala yang dialami, seperti nyeri panggul, dismenorea (nyeri haid), dispareunia (nyeri saat hubungan seksual), infertilitas, dll.
    • Menanyakan riwayat medis, seperti apakah pernah menderita endometriosis sebelumnya.
  2. Pemeriksaan Fisik
    • Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi benjolan atau massa di daerah ovarium.
    • Pemeriksaan inspeksi dan palpasi abdomen.
  3. Pemeriksaan Penunjang
    • Ultrasonografi (USG) transvaginal atau transrektal: untuk melihat adanya kista atau massa di ovarium.
    • Magnetic Resonance Imaging (MRI) panggul: untuk melihat ukuran, lokasi, dan karakteristik kista secara lebih rinci.
    • Tes biomarker: seperti pemeriksaan CA-125 dalam darah, dapat membantu mendeteksi tingkat inflamasi kista endometriosis.
Menentukan penanganan yang tepat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil tindakan intervensi, yaitu:

  1. Mempertimbangkan apakah tujuannya untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, atau meningkatkan kesuburan.
  2. Memperhatikan jumlah cadangan sel telur dan memahami pengaruh pelaksanaan intervensi pada cadangan tersebut.
  3. Mengetahui bahwa opsi-opsi intervensi tidak menutup kemungkinan rekurensi.
Opsi penanganan intervensi kista ovarium

Kistektomi

Kistektomi adalah pembersihan kista tanpa mengangkat ovarium, namun mungkin mengikis sebagian jaringan ovarium. Prosedur ini dilakukan melalui operasi laparoskopi atau laparotomi. Sehingga, ada risiko berkurangnya cadangan sel telur.

Ovorektomi

Ovorektomi adalah pengangkatan ovarium melalui operasi laparoskopi atau laparotomi. Apabila hanya salah satu ovarium yang diangkat, maka jumlah cadangan sel telur yang bertahan tergantung pada ovarium yang tidak diangkat.

Pungsi Kista (Sclerotherapy)

Pungsi kista adalah proses penyuntikan cairan sclerosis ke dalam massa kista agar kista dapat mengalami proses kematian sel dan dieliminasi oleh tubuh atau dapat juga disedot langsung. Tindakan ini umumnya tidak mengurangi maupun memperbaiki jumlah cadangan sel telur. Namun, tingkat rekurensi setelah penanganan cenderung lebih tinggi ketimbang dua opsi sebelumnya.

Ilustrasi pungsi kista [Sumber: Shree IVF]

Penanganan untuk Lesi Superfisial

Proses diagnosis

Untuk mendiagnosis lesi endometriosis superfisial, terdapat beberapa langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Anamnesis (Wawancara Medis)
    • Menggali gejala-gejala yang dialami pasien, seperti nyeri panggul, dismenorea, dispareunia, atau infertilitas.
    • Menanyakan riwayat medis, seperti apakah pernah didiagnosis endometriosis sebelumnya
  2. Pemeriksaan Penunjang
    • Ultrasonografi (USG) transvaginal atau transrektal: untuk melihat adanya lesi endometriosis di ovarium, ligamen sakrouterinum, atau dinding vagina.
    • Magnetic Resonance Imaging (MRI) panggul: dapat mendeteksi lesi endometriosis superfisial dengan lebih rinci.
    • Laparoskopi: pemeriksaan invasif menggunakan kamera untuk melihat secara langsung keberadaan lesi endometriosis.
Menentukan penanganan yang tepat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil tindakan intervensi, yaitu:

  1. Mempertimbangkan apakah tujuannya untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, atau meningkatkan kesuburan.
  2. Mengetahui bahwa lesi kadang sulit terlihat baik melalui proses diagnosis imaging maupun laparoskopi, serta kadang berada di lokasi yang sulit dijangkau. Sehingga proses pengangkatan nya mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena tantangan ini, keahlian dokter dalam melaksanakan penanganan juga perlu dipertimbangkan.
  3. Mengetahui bahwa opsi-opsi penanganan tidak menutup kemungkinan terjadinya rekurensi.
Opsi penanganan intervensi lesi endometriosis superfisial

Laparoskopi teknik destruksi

  • Pada tindakan ini, dokter akan mengeksisi (mengangkat) lesi endometriosis secara utuh dari tempat asalnya.
  • Tujuannya adalah untuk menghilangkan seluruh lesi dengan batas yang jelas, sehingga mengurangi kemungkinan rekurensi.
  • Tindakan ini memerlukan keahlian tinggi dan biasanya dilakukan oleh dokter spesialis ginekologi onkologi atau fertilitas.
Ilustrasi laparoskopi teknik destruksi [sumber: Dr. Geetha Nagasree]

Laparoskopi teknik eksisi

  • Pada tindakan ini, dokter akan melakukan destruksi (penghancuran) lesi endometriosis menggunakan energi termal, seperti elektrokoagulasi atau laser.
  • Tujuannya adalah untuk memusnahkan lesi, namun tidak seluruh jaringan endometriosis dapat dihilangkan secara utuh.
  • Tindakan ini lebih mudah dilakukan dibandingkan eksisi, tetapi memiliki risiko rekurensi yang lebih tinggi.

Penanganan untuk Lesi Infiltrasi Dalam

Proses diagnosis

Untuk mendiagnosis lesi endometriosis yang infiltrasi dalam, diperlukan serangkaian pemeriksaan yang lebih komprehensif dibandingkan dengan lesi endometriosis superfisial. Berikut adalah proses diagnosis lesi endometriosis infiltrasi:

  1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik:
    • Dokter akan menggali riwayat gejala dan keluhan pasien secara detail.
    • Pemeriksaan fisik yang menyeluruh, termasuk pemeriksaan rektal dan vaginal, akan dilakukan.
  2. Pencitraan Diagnostik:
    • Ultrasound transvaginal atau transrektal dapat membantu mengidentifikasi lesi yang infiltrasi ke organ lain, seperti usus, kandung kemih, atau ureter.
    • MRI panggul juga dapat digunakan untuk memetakan lokasi dan kedalaman infiltrasi lesi.
  3. Laparoskopi Diagnostik:
    • Tindakan laparoskopi tetap menjadi baku emas untuk mendiagnosis endometriosis.
    • Saat laparoskopi, dokter dapat melihat secara langsung dan melakukan pengambilan sampel biopsi dari lesi.
  4. Pemeriksaan Tambahan:
    Tergantung lokasi infiltrasi, pemeriksaan tambahan dapat dilakukan, seperti kolonoskopi, sistoskopi, atau urografi. Tujuannya adalah untuk memetakan keterlibatan organ-organ lain secara rinci.
Menentukan penanganan yang tepat

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil tindakan intervensi, yaitu:

  1. Mempertimbangkan apakah tujuannya untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, atau menangani komplikasi.
  2. Mengetahui kompleksitas kondisi dan mempertimbangkan keperluan pendeketakan multidisipliner dalam penanganan.
  3. Mengetahui bahwa opsi-opsi intervensi tidak menutup kemungkinan rekurensi.
Penanganan Laparoskopi

Sama seperti lesi superfisial, lesi infiltrasi dalam juga dapat ditangani dengan laparoskopi eksisi maupun destruksi. Namun, selain eksisi yang mengangkat lesi, dapat dipertimbangkan juga eksisi yang lebih luas yaitu dengan mengangkat sebagian organ tempat lesi melekat. Tujuannya adalah menghilangkan seluruh jaringan endometriosis yang telah menyebar ke organ-organ lain, seperti usus, kandung kemih, atau ureter. Dibanding eksisi yang hanya mengangkat lesi, proses eksisi yang lebih luas ini membutuhkan pendekatan multidisipliner. Selain ginekolog, bisa melibatkan ahli urologi, kolorektal, atau bedah umum untuk menangani penyebaran lesi ke organ lain. Proses pemulihan juga lebih kompleks, seperti kebutuhan penambahan alat bantu pencernaan apabila lesi ditemukan di sistem pencernaan.

Ilustrasi laparoskopi eksisi pada rektum [sumber: Colorectal Surgeons Sydney]

Referensi

  • Harzif, A. K., Sumapraja, K., Hidayat, S. T., Permadi, W., & Rizal, F. A. (2023). Mengenali Endometriosis: Tidak Semua Nyeri Haid Normal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Indonesia (HIFERI).
  • HIFERI POGI (2017). Konsensus Tata Laksana Nyeri Endometriosis: Revisi Pertama
  • European Society of Human Reproduction and Embryology. (2022). Endometriosis. www.eshre.eu/guidelines
  • Bhat, R., Dhulked, S., & Ramachandran, A. (2014). Laparoscopic cystectomy of endometrioma: Good surgical technique does not adversely affect ovarian reserve. Journal of Human Reproductive Sciences, 7(2), 125. https://doi.org/10.4103/0974-1208.138871
  • Ronsini, C., Iavarone, I., & Braca, E. (2023). The efficiency of sclerotherapy for the management of endometrioma: A systematic review and meta-analysis of clinical and fertility outcomes. Medicina, 59(9), 1643. https://doi.org/10.3390/medicina59091643
  • Isuog. (n.d.). Superficial endometriosis. International Society of Ultrasound in Obstetrics & Gynecology. https://www.isuog.org/clinical-resources/patient-information-series/patient-information-gynecological-conditions/superficial-endometriosis.html#:~:text=What%20is%20a%20superficial%20endometriosis,that%20lines%20the%20abdominal%20cavity).
  • Leeds Centre for Women’s Health. (n.d.). Deep infiltrating endometriosis: Information for patients. Leeds, United Kingdom.
  • D’Alterio MN, D’Ancona G, Raslan M, Tinelli R, Daniilidis A, Angioni S. Management Challenges of Deep Infiltrating Endometriosis. Int J Fertil Steril. 2021 Apr;15(2):88-94. doi: 10.22074/IJFS.2020.134689. Epub 2021 Mar 11. PMID: 33687160; PMCID: PMC8052801.

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini