Endometriosis dan IBS: Ketika Nyeri Perut Bukan Cuma Masalah Pencernaan

Bagi sebagian besar orang, perut kembung, nyeri, atau gangguan BAB mungkin dianggap sebagai masalah pencernaan biasa. Tapi bagi sebagian endosisters, gejala-gejala ini bisa jadi bukan hanya karena makan pedas atau masuk angin—bisa jadi itu adalah bagian dari endometriosis, atau bahkan tumpang tindih dengan kondisi lain seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) alias sindrom iritasi usus besar.

Gejalanya Serupa

IBS dan endometriosis sama-sama bisa menyebabkan:

  • Nyeri perut atau kram, terutama sebelum atau selama menstruasi
  • Kembung
  • Diare, sembelit, atau keduanya secara bergantian
  • Mual dan rasa begah setelah makan

Karena gejalanya mirip, banyak perempuan yang mengalami keterlambatan diagnosis. Tidak jarang juga, endometriosis awalnya didiagnosis sebagai IBS. Ini bisa membuat pasien bertahun-tahun berobat ke spesialis pencernaan tanpa menyentuh akar masalah sebenarnya.

Padahal, di balik gejala yang mirip itu ada perbedaan kondisi yang signifikan. Endometriosis terjadi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan ini bisa nempel di usus, kandung kemih, atau organ lain di area panggul, dan menyebabkan peradangan kronis, perlengketan, dan nyeri hebat, terutama saat menstruasi.

Sementara itu, IBS adalah gangguan fungsi saluran cerna. Artinya, struktur ususnya sebenarnya normal, tapi cara kerjanya terganggu. Ini bisa terjadi karena kombinasi faktor seperti stres, pola makan, sensitivitas saraf usus, atau perubahan mikrobioma. IBS tidak menyebabkan kerusakan jaringan seperti endometriosis.

Jadi meskipun dua-duanya bisa bikin “drama” di perut, pendekatan pengobatannya sangat berbeda karena sumber masalahnya juga beda.

Banyak yang Mengalami Keduanya Sekaligus

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis punya risiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami IBS dibanding mereka yang tidak punya endometriosis. Bahkan, lebih dari 20% pasien endometriosis juga mengalami gejala mirip IBS. Artinya, hubungan antara keduanya bukan cuma kebetulan.

Peneliti dari University of Queensland menemukan bahwa ada kaitan genetik antara endometriosis dan IBS. Ini berarti, kedua kondisi ini bisa memiliki akar penyebab yang sama. Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data genetik dari ratusan ribu orang dan menemukan bahwa ada varian gen tertentu yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena endometriosis sekaligus IBS. Jadi, bukan hanya soal pola makan atau stres saja, tapi bisa juga karena tubuh kita memang “diprogram” lebih rentan terhadap dua kondisi ini.

Selain faktor genetik, para peneliti juga mulai menyoroti peran mikrobiota usus di dalam saluran cerna sebagai aktor penting dalam dua penyakit ini. Studi terbaru menunjukkan bahwa komposisi mikrobiota pada penderita endometriosis dan IBS berbeda secara signifikan dibandingkan orang sehat. Ketidakseimbangan ini, yang disebut dysbiosis, bisa memicu:

  • Peningkatan permeabilitas usus (leaky gut),
  • Reaksi peradangan yang lebih intens,
  • Gangguan respon imun,
  • Serta interaksi yang kurang sehat antara usus dan otak (gut–brain axis) yang memengaruhi rasa nyeri dan kondisi mental.

Karena peran mikrobiota ini cukup besar, maka pendekatan terapi yang menyasar keseimbangan bakteri ususseperti diet rendah FODMAP, probiotik, prebiotik, hingga transplantasi mikrobiota feses semakin banyak dikembangkan untuk bantu meredakan gejala. Tapi sejauh ini, hasilnya masih beragam dan belum bisa dianggap sebagai solusi optimal. Perlu lebih banyak riset untuk tahu mana yang benar-benar efektif dan aman dalam jangka panjang.

Gimana Cara Membedakannya?

Secara medis, membedakan keduanya memang rumit dan sering butuh waktu. Tapi ada beberapa petunjuk yang bisa membantu:

  • Nyeri menstruasi yang luar biasa (terutama jika disertai nyeri saat berhubungan intim atau buang air kecil) lebih mengarah ke endometriosis.
  • Sementara, gejala pencernaan yang membaik setelah diet atau manajemen stres bisa lebih dominan ke IBS.

Proses diagnosis IBS biasanya dilakukan dengan mengevaluasi gejala dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain terlebih dahulu—seperti penyakit radang usus (IBD), intoleransi makanan, atau infeksi saluran cerna. Pemeriksaan penunjang seperti tes darah, feses, endoskopi, atau kolonoskopi bisa dilakukan untuk memastikan tidak ada gangguan struktural. Jika semua hasil pemeriksaan normal, tapi gejala tetap ada dan sesuai kriteria tertentu, barulah diagnosis IBS ditegakkan.

Ini berbeda dengan endometriosis, yang biasanya memerlukan pemeriksaan pencitraan seperti USG transvaginal atau MRI, dan kadang konfirmasi melalui laparoskopi untuk benar-benar melihat keberadaan lesi endometriosis di dalam tubuh. Baca selengkapnya: Bagaimana Proses Diagnosa Endometriosis?

Download booklet panduan pasien dalam proses USG untuk penegakan diagnosis endometriosis: Booklet USG

Apa yang Bisa Dilakukan Endosisters?

❗️Jangan meremehkan gejala pencernaan, terutama jika muncul bersamaan dengan gejala menstruasi berat atau nyeri kronis.

❗️Sampaikan semua keluhan ke dokter termasuk soal pencernaan. Kadang, ini jadi petunjuk penting dalam menegakkan diagnosis.

❗️Jika sudah didiagnosis IBS tapi belum membaik, pertimbangkan untuk cari second opinion dari dokter yang memahami endometriosis.

❗️Jaga pola makan dan stres, karena keduanya bisa memperburuk gejala IBS maupun endometriosis.

Kesimpulan: Dengarkan Tubuhmu, Jangan Anggap Sepele

Endometriosis dan IBS bisa jadi dua sisi dari koin yang sama. Penting untuk mengenali gejalanya, mencari bantuan medis yang tepat, dan tidak berhenti mencari jawaban ketika tubuhmu berkata, “ada yang nggak beres.”

Ingat, kamu tidak sendirian. Banyak endosisters juga melewati jalan yang sama; dan bersama-sama, kita bisa saling bantu memahami tubuh kita lebih baik.

Referensi

  • Brook, H. (2024, December 5). My endometriosis was misdiagnosed as IBS. Bladder & Bowel Community. https://www.bladderandbowel.org/news/my-endometriosis-was-misdiagnosed-as-ibs/
  • Irritable bowel syndrome (IBS). Endometriosis New Zealand. (2022, September 15). https://nzendo.org.nz/ask-an-expert/irritable-bowel-syndrome-ibs/
  • Genetics links endometriosis and ibs. UQ News. (2023, October 27). https://www.uq.edu.au/news/article/2023/10/genetics-links-endometriosis-and-ibs
  • Salmeri N, Sinagra E, Dolci C, Buzzaccarini G, Sozzi G, Sutera M, Candiani M, Ungaro F, Massimino L, Danese S, Mandarino FV. Microbiota in Irritable Bowel Syndrome and Endometriosis: Birds of a Feather Flock Together-A Review. Microorganisms. 2023 Aug 15;11(8):2089. doi: 10.3390/microorganisms11082089. PMID: 37630649; PMCID: PMC10458414.

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini