Adenomiosis: Apakah Histerektomi Jawabannya?

Saat mendengar diagnosis adenomiosis, salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah: “Apakah saya harus angkat rahim?” Jawaban sederhananya: tidak selalu. Meskipun histerektomi bisa menjadi salah satu pilihan, terutama untuk kasus yang berat, keputusan ini sebaiknya tidak diambil terburu-buru, terutama jika sister masih ingin mempertahankan rahim, baik untuk alasan kesuburan maupun personal.

Mari kita bahas lebih pelan-pelan: kenapa histerektomi sering disebut, kapan itu bisa jadi pertimbangan, dan apa saja alternatif lainnya.

Adenomiosis Itu Rumit, Tapi Bukan Tanpa Harapan

Adenomiosis terjadi saat jaringan mirip endometrium tumbuh masuk ke dinding otot rahim (miometrium). Ini bisa menyebabkan nyeri hebat, perdarahan tidak normal, dan kadang berdampak pada kesuburan. Namun, karena bentuk dan tingkat keparahannya bisa berbeda-beda (ada yang fokal, ada yang difus, ada yang berbentuk massa seperti adenomioma), maka penanganannya pun perlu disesuaikan secara individual.

Pilihan Penanganan Adenomiosis Selain Histerektomi

Sebelum melangkah ke keputusan besar seperti histerektomi, ada beberapa opsi penanganan yang bisa dipertimbangkan:

  1. Terapi Hormonal
    • IUD hormonal (misalnya Mirena): bisa mengurangi nyeri dan perdarahan.
    • Pil KB kombinasi atau progesteron saja: membantu menstabilkan hormon dan meredakan gejala.
    • GnRH agonist: menekan siklus menstruasi sementara untuk meredakan peradangan.
  2. Pengangkatan Adenomioma
    Jika adenomiosis berbentuk seperti massa jinak (adenomioma), bisa dilakukan operasi pengangkatan secara lokal. Ini lebih sering dipertimbangkan pada pasien yang ingin mempertahankan rahim, tapi tetap ada kemungkinan kekambuhan.
  3. Uterine Artery Embolization (UAE)
    Prosedur ini memotong aliran darah ke bagian rahim yang terkena, tapi efektivitasnya lebih rendah pada adenomiosis difus, dan kurang direkomendasikan jika sister masih ingin hamil.
  4. Ablasi Endometrium
    Digunakan untuk menghentikan perdarahan hebat, tapi tidak cocok jika lesi adenomiosis terlalu dalam atau menyebar.

Semua pendekatan ini punya pro dan kontra karena tidak ada yang benar-benar “menghilangkan” adenomiosis, tapi bisa membantu meredakan gejala, menghambat pertumbuhan lebih luas, dan meningkatkan kualitas hidup.

Bagaimana dengan Histerektomi?

Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) sering dianggap sebagai “pengobatan definitif” karena mengangkat sumber masalahnya langsung. Tapi, bukan berarti ini bebas risiko atau selalu berhasil.

Histerektomi adalah operasi besar dengan masa pemulihan yang cukup panjang (sekitar 6–8 minggu). Dalam kasus tertentu, adenomioma bisa muncul kembali bahkan setelah histerektomi, terutama jika ovarium tetap dipertahankan dan masih memproduksi hormon estrogen.

Selain dampak fisik, histerektomi juga bisa membawa perubahan emosional yang cukup besar. Secara fisik, prosedur ini menghilangkan menstruasi dan, jika disertai pengangkatan ovarium, bisa memicu menopause dini dengan gejala seperti hot flashes, insomnia, dan perubahan mood. Perubahan anatomi panggul juga dapat memengaruhi fungsi kandung kemih, usus, atau kehidupan seksual. Meskipun banyak pasien merasakan kelegaan karena terbebas dari nyeri hebat atau perdarahan berat, masa pemulihan tetap memerlukan perhatian dan dukungan.

Secara emosional, beberapa pasien merasa kehilangan bagian dari identitas kewanitaannya, terutama jika belum sempat memiliki anak. Rasa duka, kecemasan, atau bahkan depresi bisa muncul akibat perubahan hormon dan perasaan kehilangan rahim sebagai simbol kesuburan. Di sisi lain, ada juga yang merasa lebih bebas dan kembali bisa menikmati hidup tanpa gangguan gejala. Yang terpenting, keputusan menjalani histerektomi sebaiknya diambil dengan pemahaman menyeluruh, termasuk kesiapan mental dan dukungan setelah operasi.

Karena itu, histerektomi sebaiknya dipertimbangkan dengan matang, bukan karena merasa kehabisan pilihan.

Pilihannya Harus Sesuai Tujuan dan Harapan Sister

Bagi sebagian orang, histerektomi bisa jadi keputusan yang membebaskan, apalagi kalau sudah bertahun-tahun hidup dengan nyeri parah dan terapi lain tidak mempan. Tapi untuk yang masih ingin hamil, atau belum siap mengambil keputusan permanen, penting banget untuk tahu bahwa masih ada opsi lain.

Kuncinya ada pada komunikasi terbuka dengan tenaga medis yang memahami kompleksitas adenomiosis dan menghargai preferensi pasien. Jangan ragu untuk cari second opinion, atau bawa catatan pertanyaan saat kontrol.

Adenomiosis memang tidak mudah, tapi sister tidak harus berjuang sendiri.
Dengan informasi yang cukup, sister bisa ikut ambil peran dalam menentukan langkah pengobatan yang paling cocok untuk sister.

Referensi

  • Dr.Seckin. (2021, November 9). Adenomyosis: Is hysterectomy the only option?. Seckin Endometriosis Center. https://drseckin.com/adenomyosis-is-hysterectomy-the-only-option/
  • Hysterectomy for adenomyosis. Sydney Fibroid Clinic. (2023, August 18). https://www.sydneyfibroidclinic.com.au/adenomyosis-treatments/hysterectomy-for-adenomyosis/
  • NHS. (n.d.). NHS choices. https://www.nhs.uk/conditions/hysterectomy/why-its-done/
  • Tien, C.-T., & Ding, D.-C. (2023). Adenomyoma recurrence 7 years after laparoscopic supracervical hysterectomy: A case report and literature review. Medicine, 102(46). https://doi.org/10.1097/md.0000000000036089

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini