Mengalami Gejala Endometriosis? Ini 10 Tips Berkonsultasi Dengan Dokter!
Menghadapi dokter sebagai penderita endometriosis bisa jadi tantangan tersendiri. Sisters lebih mengenal tubuh dan pengalaman sendiri daripada orang lain, tapi sering kali rasanya keluhan sisters tidak didengar atau dianggap serius. Selain itu Komunitas Endometriosis Indonesia juga menemukan bahwa dari sampel 153 anggota komunitas, rata-rata menunda 5.4 tahun untuk berkonsultasi dengan dokter. Normalisasi nyeri haid serta stigma-stigma yang menyertai kesehatan wanita menjadi alasan utama mengapa rata-rata anggota komunitas ragu untuk mencari bantuan ke dokter.
Sumber grafik: Komunitas Endometriosis Indonesia, 2024
Berikut beberapa tips untuk membantu sisters memperjuangkan hak dan memastikan agar suara didengar oleh dokter:
Persiapkan dan Kenali Diri Sebelum Konsultasi
Masuk ke ruang dokter bisa terasa menakutkan, terutama saat kamu sedang mengalami nyeri dan gejala lainnya. Agar kunjunganmu lebih efektif, ada baiknya kamu mempersiapkan diri terlebih dahulu. Catat gejala yang kamu rasakan, frekuensi, dan intensitasnya.
Selain itu, kumpulkan riwayat kesehatanmu dan potensi risiko genetik (misalnya, anggota keluarga yang juga mengalami endometriosis atau gangguan hormonal lainnya). Informasi ini bisa membantu dokter mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisimu.
Tip #1: Walaupun semua dokter kandungan bisa menangani endometriosis, sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan yang memiliki sub-spesialisasi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi (KFER / Subsp. FER). Coming soon: Cari Dokter
Tip #2: Buat catatan harian gejala untuk melacak pola nyeri yang bisa sisters bawa saat konsultasi. Dengan begitu, sisters bisa memberikan gambaran detail tentang pengalamanmu dan tidak lupa menyampaikan poin-poin penting kepada dokter. Baca lebih lanjut: Gejala Umum Endometriosis.
Tip #3: Ceritakan riwayat kesehatan dan potensi risiko genetik pada dokter. Jika ada hasil cek medis (MCU) terbaru, sister juga bisa membawanya sebagai tambahan informasi.
Sumber foto: Freepik
Komunikasikan Tujuan, Harapan, dan Preferensimu
Nyeri yang sister rasakan itu nyata, meskipun orang lain tidak bisa melihatnya. Saat berdiskusi dengan dokter, penting untuk menyampaikan tujuan pribadi dan apa yang ingin sister capai melalui pengobatan. Apakah saat ini sister fokus pada manajemen nyeri, atau mencoba untuk hamil adalah prioritas utama? Apakah sister tertarik menggabungkan terapi dengan dukungan tambahan seperti akupunktur, fisioterapi panggul, suplemen, atau herbal? Menyampaikan harapan dan preferensi dengan jelas membantu dokter merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan sisters.
Tip #4: Gunakan kalimat spesifik seperti, “Saat ini, tujuan utama saya adalah mengelola nyeri,” atau “Saya berharap bisa segera memulai program hamil, jadi saya ingin mendiskusikan perawatan yang mengoptimalkan kesuburan.”
Tip #5: Jika ingin menambahkan dukungan terapi lain, diskusikan potensi manfaat dan risiko serta rencanakan waktu terbaik untuk menggabungkannya dengan perawatan medis yang sedang dijalani.
Ajak Orang yang Mendukungmu
Konsultasi bisa menjadi momen yang menegangkan, dan terkadang sulit mengingat semua yang dibicarakan. Mengajak teman, pasangan, atau anggota keluarga yang bisa dipercaya akan sangat membantu. Mereka bisa memberikan dukungan moral, membantu mengingat detail percakapan, dan bahkan membantumu mengadvokasi jika kamu merasa kewalahan.
Tip #6: Pilih orang yang benar-benar memahami perjuanganmu dan bisa mengambil alih saat kamu membutuhkan bantuan.
Cari Informasi dan Bergabung dengan Komunitas Endometriosis Indonesia
Walaupun dokter adalah ahli di bidangnya, sister juga perlu ahli dengan diri sendiri. Membekali diri dengan pengetahuan tentang endometriosis dan pilihan pengobatan terkini dapat memberimu kekuatan. Terlibat dengan grup dukungan endometriosis juga sangat bermanfaat. Kamu bisa berbagi pengalaman, belajar dari perjalanan orang lain, dan merasa lebih siap saat mendiskusikan pilihan perawatan dengan dokter.
Tip #7: Cari sumber informasi yang tepercaya seperti situs medis, pusat-pusat riset endometriosis, dan materi-materi serta platform yang disediakan komunitas Endometriosis Indonesia untuk tetap terinformasi dan terhubung dengan orang-orang yang memahami kondisi sisters.
Jangan Ragu untuk Mencari Pendapat Kedua
Jika kamu merasa keluhanmu tidak ditanggapi atau rencana perawatan tidak sesuai, tidak apa-apa mencari pendapat kedua. Dokter yang baik akan menghargai keputusanmu untuk berkonsultasi dengan spesialis lain. Kesehatan dan kesejahteraanmu adalah yang utama, dan menemukan penyedia layanan kesehatan yang mengerti kebutuhanmu sangat penting.
Tip #8: Percayalah pada perasaan yang sister alami. Jika kamu merasa diabaikan, mencari pendapat lain bukan hanya boleh tetapi perlu.
Tip #9: Sister juga bisa bertanya rekomendasi dokter dari grup chat komunitas. Coming soon: Cari Dokter
Berlatih Kasih Sayang terhadap Diri Sendiri
Tidak jarang sister bisa merasa mudah merasa frustrasi atau bahkan menyalahkan diri sendiri saat menghadapi penyakit kronis, apalagi jika pernah mengalami skeptisisme dari tenaga medis. Ingat, memperjuangkan hakmu adalah keterampilan tersendiri yang perlu dilatih. Bersabarlah pada diri sendiri dan hargai setiap langkah yang sister ambil sebagai kemajuan.
Tip #10: Setelah menjalani konsultasi yang menguras tenaga, pikiran, dan hati, luangkan waktu untuk merawat diri. Entah itu melakukan aktivitas yang menenangkan, berbicara dengan orang terdekat, atau sekadar mengambil napas dalam-dalam, penting untuk menyadari usaha dan kekuatan yang ada dalam diri sisters. Sister juga dapat berbagi semangat dengan sesama anggota komunitas.
Endosisters, jangan takut memperjuangkan perawatan yang layak kamu dapatkan. Sister tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan setiap langkah menuju advokasi yang lebih baik adalah langkah menuju kesehatan yang lebih baik. Tetap semangat, komunitas Endometriosis Indonesia ada untuk mendukungmu!
Referensi
Endometriosis toolkit: A patient empowerment guide. Society for Women’s Health Research. (2024, November 8). https://swhr.org/resources/endometriosis-toolkit-a-patient-empowerment-guide/