Terapi hormon adalah salah satu metode yang umum dan efektif untuk mengatasi endometriosis—kondisi kronis di mana jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, yang bisa menimbulkan nyeri dan gejala lainnya. Terapi ini bertujuan untuk mengatur kadar hormon, terutama estrogen, yang berperan penting dalam pertumbuhan jaringan endometrium. Namun, terapi hormon juga bisa menimbulkan berbagai efek samping. Artikel ini akan membahas mengapa efek samping ini muncul, gejala yang mungkin dialami, serta cara sisters agar dapat mengelola efek samping ini dan mempertimbangkannya dengan manfaat perawatan.

Mengapa Terapi Hormon Dapat Menyebabkan Efek Samping?
Estrogen dan Perannya dalam Tubuh
Estrogen adalah hormon utama dalam sistem reproduksi wanita yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi, menjaga kepadatan tulang, dan mendukung kesehatan jantung. Pada wanita dengan endometriosis, estrogen merangsang pertumbuhan jaringan mirip endometrium di luar rahim, yang bisa memperparah nyeri dan peradangan. Terapi hormon bekerja dengan cara menurunkan kadar estrogen untuk membatasi pertumbuhan jaringan tersebut, yang menyebabkan kondisi mirip menopause akibat kadar estrogen rendah. Namun, karena estrogen memiliki peran penting di berbagai fungsi tubuh, penurunan hormon ini dapat mengganggu proses tersebut dan menimbulkan efek samping.
Perubahan Metabolisme
Kadar hormon memiliki kaitan erat dengan fungsi metabolisme tubuh. Saat kadar estrogen menurun, metabolisme bisa melambat, yang dapat berdampak pada perubahan berat badan, tingkat energi, dan profil lemak tubuh. Estrogen juga memengaruhi distribusi lemak, sehingga penurunan kadar estrogen bisa menyebabkan peningkatan lemak di area perut. Selain itu, kondisi rendah estrogen dapat memicu fluktuasi sensitivitas insulin, yang bisa memengaruhi pengaturan gula darah. Perubahan kadar hormon ini juga dapat menyebabkan retensi cairan atau penumpukan cairan di tubuh, yang bisa mengakibatkan rasa kembung dan pembengkakan, terutama di area perut dan kaki.
Efek pada Mikrobioma
Penelitian yang muncul menunjukkan bahwa estrogen memengaruhi mikrobioma usus, yang berperan penting dalam fungsi kekebalan dan peradangan. Kadar estrogen yang menurun dapat mengubah komposisi bakteri usus, yang dapat memengaruhi kesehatan pencernaan dan respons imun. Perubahan mikrobioma terkadang dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti kembung atau sembelit, yang juga umum terjadi pada endometriosis.
Potensi Efek Samping Terapi Hormon serta Cara Mencegah dan Menangani nya
Efek samping terapi hormon dapat bervariasi tergantung pada jenis dan durasi pengobatan, serta faktor individu seperti usia dan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Berikut adalah beberapa efek samping umum yang mungkin dialami, beserta cara umum untuk mencegah dan mengatasinya.
Efek Samping | Deskripsi | Cara Mencegah / Menangani |
---|---|---|
Gejala Menopause | Rasa panas (hot flash), keringat malam, dan kekeringan vagina. | Diskusikan penggunaan terapi pengganti estrogen atau obat lain yang dapat membantu. Menggunakan pakaian yang nyaman dan teknik relaksasi untuk mengurangi ketidaknyamanan. |
Gangguan di Sekitar Area Payudara | Nyeri, pembengkakan, atau massa di payudara. | Pilihlah bra yang nyaman serta iskusikan dengan dokter tentang penanganan seperti pengurangan dosis atau terapi alternatif. Kompres hangat atau dingin dapat membantu meredakan nyeri. Jika memiliki riwayat atau risiko tumor/kanker payudara atau terdapat massa, segera periksakan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, USG, atau mamografi untuk memastikan kemungkinan risiko / sifat massa untuk menentukan langkah selanjutnya. |
Flek | Pendarahan tidak teratur atau flek darah di luar siklus menstruasi. | Catat pola pendarahan untuk melaporkan kepada dokter. Diskusikan dengan dokter tentang penyesuaian dosis atau jenis terapi hormonal. Pastikan untuk tetap terhidrasi dan mengonsumsi makanan bergizi. Jika flek disertai gejala lain seperti nyeri hebat atau demam, segera hubungi dokter. |
Perubahan Suasana Hati | Mudah tersinggung, cemas, atau merasa depresi. | Coba teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Bercerita dengan teman atau terapis juga bisa sangat membantu. |
Penambahan Berat Badan | Perubahan hormonal yang memperlambat metabolisme. | Pilih makanan sehat dan seimbang, serta tetap aktif dengan rutin berolahraga. |
Berkurangnya Kepadatan Tulang | Risiko osteoporosis meningkat akibat penurunan estrogen. | Periksa kesehatan tulang secara rutin dan konsumsi suplemen untuk mendukung kesehatan tulang seperti Vitamin D, K, dan kalsium. |
Masalah Pencernaan | Kembung, sembelit, atau ketidaknyamanan perut. | Mengonsumsi probiotik dapat membantu menjaga kesehatan usus. Pastikan pola makan kaya serat dari buah dan sayuran. |
Berkurangnya Libido | Penurunan gairah seksual. | Diskusikan dengan dokter tentang terapi hormonal tambahan atau pelumas yang dapat membantu meningkatkan kenyamanan selama berhubungan. Dukungan emosional dari pasangan juga penting. |
Hal mendasar yang dapat dilakukan untuk menghindari potensi efek samping diatas adalah mempertahankan agar kadar serum estradiol berada dalam rentang optimal terapi yaitu 30 to 50 pg/mL. Rentang ini diyakini dapat membantu mengelola gejala dan perkembangan endometriosis secara efektif sekaligus memiliki potensi efek samping yang minimal.
Dengan memahami efek samping yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya, pasien bisa lebih siap dan terinformasi. Selalu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami efek samping yang mengganggu agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari keluarga maupun tenaga medis selama menjalani terapi ini.
Siapa Yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Efek Samping?
Pasien yang paling mungkin mengalami efek samping dari terapi hormon untuk endometriosis adalah yang memiliki riwayat kesehatan tertentu, faktor gaya hidup, atau kecenderungan genetik. Bagi sisters yang memiliki riwayat dan/atau risiko tumor dan/atau kanker perlu sangat berhati-hati dalam menentukan terapi hormon. Endowarriors yang sebelumnya sudah mengalami gangguan suasana hati, seperti depresi atau kecemasan, lebih berisiko mengalami perubahan suasana hati akibat terapi hormon. Ini disebabkan oleh perubahan hormon yang memengaruhi zat kimia di otak, seperti serotonin. Selain itu, endowarriors dengan kondisi metabolik tertentu, seperti obesitas atau sindrom metabolik, kemungkinan lebih tinggi mengalami kenaikan berat badan. Lalu, endowarriors yang memiliki sistem pencernaan sensitif atau masalah gastrointestinal sebelumnya juga mungkin lebih rentan terhadap efek samping pencernaan, seperti kembung dan sembelit, karena perubahan hormon dapat mengubah mikrobioma usus.
Menentukan Perlunya Terapi Berkelanjutan
Mengalami efek samping dari terapi hormon sering kali bisa membuat kita merasa “galau” tentang apakah harus melanjutkan atau menghentikan pengobatan. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu sisters berdiskusi dengan dokter:
- Apakah gejalanya dapat ditangani atau membaik?
Jika efek sampingnya ringan atau tampak berkurang seiring waktu, mungkin bersifat sementara dan dapat ditangani. - Seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas hidup?
Tanyakan pada diri sendiri seberapa menggangguefek samping seperti perubahan suasana hati atau nyeri tulang dalam aktivitas sehari-hari sisters. Jika sangat menganggu, jangan ragu berdiskusi dengan dokter, sebab kualitas hidup sisters adalah prioritas utama penanganan. - Apa risiko jika saya menghentikan terapi?
Menghentikan terapi tanpa pertimbangan yang matang dapat menyebabkan gejala endometriosis kembali muncul. Berdiskusilah dengan dokter tentang kemungkinan risiko dan manfaat dari penyesuaian atau penghentian pengobatan.
Sisters perlu mengkomunikasikan kekhawatiran apa pun kepada dokter, sehingga penyesuaian terapi dapat dilakukan bila perlu. Beberapa pasien mungkin mendapat manfaat dari pendekatan yang lebih menyeluruh, seperti perubahan gaya hidup atau penambahan suplemen, untuk meningkatkan toleransi terhadap efek samping dan memperbaiki kualitas hidup.
Ingat, sisters tidak sendirian dalam perjalanan ini. Bekerjasama dengan dokter serta mengumpulkan dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu sisters menemukan jalan terbaik untuk kesehatan dan perbaikan kualitas hidup sisters.
Kesimpulan
Terapi hormon bisa jadi pilihan yang sangat bermanfaat untuk mengelola endometriosis dan meningkatkan kualitas hidup sisters. Namun, terapi ini juga bisa menimbulkan efek samping, seperti penurunan kadar estrogen, perubahan metabolisme, dan perubahan pada mikrobioma usus. Memahami risiko-risiko ini penting agar sisters bisa membuat keputusan yang tepat mengenai pengobatan yang akan diambil.
Dengan pemantauan yang baik, strategi pencegahan yang efektif, dan komunikasi yang terbuka dengan dokter, banyak pasien dapat menemukan keseimbangan antara mengatasi gejala endometriosis dan menjaga kesehatan diri secara keseluruhan. Jangan ragu untuk menceritakan kekhawatiran dan pengalaman sisters dengan dokter agar bisa mendapatkan dukungan yang tepat.
Referensi
- European Society of Human Reproduction and Embryology. (2022). Endometriosis. www.eshre.eu/guidelines
- U.S. Department of Health and Human Services. (n.d.). What are the treatments for endometriosis?. Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/endometri/conditioninfo/treatment.
- Estrogen’s effects on the female body. Johns Hopkins Medicine. (2022, November 1). https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/estrogens-effects-on-the-female-body
- Ek M, Roth B, Ekström P, Valentin L, Bengtsson M, Ohlsson B. Gastrointestinal symptoms among endometriosis patients–A case-cohort study. BMC Womens Health. 2015 Aug 13;15:59. doi: 10.1186/s12905-015-0213-2. PMID: 26272803; PMCID: PMC4535676.
- Vannuccini S, Clemenza S, Rossi M, Petraglia F. Hormonal treatments for endometriosis: The endocrine background. Rev Endocr Metab Disord. 2022 Jun;23(3):333-355. doi: 10.1007/s11154-021-09666-w. Epub 2021 Aug 17. PMID: 34405378; PMCID: PMC9156507.
- Gheorghisan-Galateanu AA, Gheorghiu ML. HORMONAL THERAPY IN WOMEN OF REPRODUCTIVE AGE WITH ENDOMETRIOSIS: AN UPDATE. Acta Endocrinol (Buchar). 2019 Apr-Jun;15(2):276-281. doi: 10.4183/aeb.2019.276. PMID: 31508191; PMCID: PMC6711644.