Terapi Hormon Kombinasi untuk Tangani Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi kronis di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri, peradangan, dan masalah reproduksi. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, endometriosis sangat terkait dengan hormon estrogen, yang merangsang pertumbuhan jaringan ini. Oleh karena itu, salah satu pendekatan utama dalam penanganan endometriosis adalah terapi hormon kombinasi, yang bertujuan mengontrol kadar estrogen dalam tubuh dan mengurangi gejala yang terkait dengan kondisi ini.

Apa itu Terapi Hormon Kombinasi?

Terapi hormon kombinasi menggunakan dua hormon, yaitu estrogen dan progesteron. Tujuannya adalah untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi rasa sakit akibat endometriosis. Hormon-hormon ini bekerja dengan cara menekan ovulasi (proses pelepasan sel telur) dan mencegah lapisan rahim menjadi terlalu tebal. Dengan demikian, pertumbuhan jaringan endometriosis di luar rahim dapat ditekan, sehingga gejala seperti nyeri dan perdarahan berlebih dapat berkurang secara efektif.

Sumber foto: Freepik

Cara Kerja Terapi Hormon Kombinasi dalam Penanganan Endometriosis

Endometriosis disebut sebagai penyakit yang “estrogen-dependent” atau tergantung pada estrogen, karena hormon ini mempercepat pertumbuhan dan perkembangan jaringan endometriosis. Dalam tubuh penderita endometriosis, estrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan jaringan ini, yang kemudian menyebabkan peradangan dan nyeri. Terapi hormon kombinasi bekerja dengan cara mengontrol produksi estrogen dan mengatur kadar progesteron untuk menyeimbangkan efek dari hormon tersebut.

Ketika estrogen diberikan melalui dosis yang tepat dalam terapi, kadar estrogen secara keseluruhan dalam aliran darah akan meningkat. Kadar yang meningkat ini memberi sinyal kepada hipotalamus dan kelenjar pituitari untuk mengurangi produksi gonadotropin, khususnya hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Hormon-hormon ini bertanggung jawab untuk merangsang ovarium agar memproduksi estrogen alami. Akibatnya, ovarium memproduksi lebih sedikit estrogen karena adanya umpan balik penghambatan (feedback inhibition) dari estrogen sintetis dalam terapi.

Dengan mengurangi kadar estrogen, terapi ini menghambat pertumbuhan jaringan endometrium di dalam rahim sekaligus jaringan endometriosis yang tumbuh di luar rahim. Akibatnya, gejala seperti nyeri akan berkurang. Selain itu, terapi ini juga bisa menghentikan menstruasi, yang sering kali memperparah gejala endometriosis seperti nyeri hebat dan perdarahan berlebih. Dengan menghentikan menstruasi, terapi ini membantu mencegah gejala kambuh setiap bulan.

Dosis Kecil Estrogen dalam Terapi Hormon Kombinasi

Meskipun estrogen dapat mendukung pertumbuhan endometriosis, pemberian dosis kecil estrogen dalam terapi hormon kombinasi dapat dipertimbangkan karena beberapa manfaatnya:

  1. Menyeimbangkan Efek Progesteron: Dalam terapi kombinasi, progesteron digunakan untuk menekan pertumbuhan jaringan endometrium. Namun, penggunaan progesteron saja kadang-kadang menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti perdarahan tidak teratur. Dosis kecil estrogen ditambahkan untuk menyeimbangkan efek ini dan membantu mengatur siklus menstruasi dengan lebih stabil.
  2. Mencegah Gejala Defisiensi Estrogen: Menekan estrogen sepenuhnya dapat menyebabkan gejala menopause seperti hot flashes, penurunan kepadatan tulang, dan perubahan suasana hati. Dosis kecil estrogen dapat membantu mencegah kondisi hipoestrogenik (kekurangan estrogen) yang dapat terjadi akibat terapi progesteron saja atau terapi dengan agonis GnRH.

Mengapa Terapi Ini Dapat Dipertimbangkan untuk Remaja?

Terapi hormon kombinasi sering dipertimbangkan bagi remaja dengan endometriosis karena berbagai alasan. Pertama, terapi ini lebih mudah ditoleransi dibandingkan dengan beberapa metode pengobatan lain, seperti penggunaan agonis GnRH, yang dapat menimbulkan efek samping menopause dini seperti hot flashes dan penurunan kepadatan tulang. Kontrasepsi hormonal dapat digunakan jangka panjang dengan risiko yang minimal, menjadikannya pilihan yang aman untuk remaja yang perlu mengelola gejala endometriosis dalam jangka panjang.

Selain itu, terapi ini dapat membantu mengurangi atau menghentikan menstruasi, terapi ini juga secara signifikan mengurangi nyeri haid (dismenore) yang umum pada remaja penderita endometriosis. Meskipun terapi ini tidak menyembuhkan endometriosis, namun dapat memberikan dampak yang signifikan dalam kualitas hidup mereka dengan mengurangi gejala-gejala yang paling mengganggu.

Kesimpulan

Terapi hormon kombinasi adalah salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan dalam mengelola endometriosis. Dengan menekan kadar estrogen dan mengatur keseimbangan hormon, terapi ini dapat mengurangi nyeri, menekan pertumbuhan jaringan abnormal, sekaligus mengontrol kadar estrogen agar tidak terlalu rendah dan menyebabkan efek samping tambahan. Meski begitu, adanya tambahan estrogen ini mungkin kurang efektif bagi endowarriors yang mengalami dominasi estrogen atau memiliki endometriosis tingkat lanjut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penanganan yang tepat sesuai kondisi dan tujuan sisters.

Referensi
  • Harzif, A. K., Sumapraja, K., Hidayat, S. T., Permadi, W., & Rizal, F. A. (2023). Mengenali Endometriosis: Tidak Semua Nyeri Haid Normal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Indonesia (HIFERI).
  • HIFERI POGI (2017). Konsensus Tata Laksana Nyeri Endometriosis: Revisi Pertama
  • European Society of Human Reproduction and Embryology. (2022). Endometriosis. www.eshre.eu/guidelines
  • Vannuccini S, Clemenza S, Rossi M, Petraglia F. Hormonal treatments for endometriosis: The endocrine background. Rev Endocr Metab Disord. 2022 Jun;23(3):333-355. doi: 10.1007/s11154-021-09666-w. Epub 2021 Aug 17. PMID: 34405378; PMCID: PMC9156507.

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini