Lab, check! Tes-tes Untuk Evaluasi Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi medis yang mempengaruhi banyak wanita di seluruh dunia, tetapi sering kali tidak terdiagnosis dengan baik. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari nyeri ringan hingga ketidaksuburan yang serius. Untuk memahami dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik, penting untuk melakukan serangkaian tes yang dapat memberikan wawasan tentang kesehatan reproduksi dan hormonal. Dalam penjelasan ini, kita akan membahas beberapa tes darah dan hormon yang relevan, termasuk CA-125, uji hormon, hitung darah lengkap, tes fungsi tiroid, penanda inflamasi, dan penanda autoimun. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tes-tes ini, diharapkan kita dapat meningkatkan deteksi dan pengelolaan endometriosis, serta kualitas hidup para endowarriors.

Sumber foto: Jhon Hopkins Medicine

1. CA-125 (Antigen Kanker 125)

Definisi: CA-125 adalah protein yang sering meningkat dalam darah wanita dengan kondisi tertentu, termasuk endometriosis dan kanker ovarium.

Relevansi:

  1. Pada endometriosis, terutama pada stadium lanjut, kadar CA-125 dapat jauh lebih tinggi dari normal.
  2. Ini dapat digunakan untuk memantau perkembangan penyakit atau respons terhadap pengobatan.

Keterbatasan:

  1. Kadar CA-125 yang meningkat juga dapat terjadi pada kondisi lain (misalnya, penyakit radang panggul, fibroid), sehingga tidak spesifik untuk endometriosis.
  2. Tidak semua wanita dengan endometriosis memiliki kadar yang meningkat, terutama pada stadium awal.

2. Uji Hormon

Estrogen:
Estrogen mendorong pertumbuhan jaringan endometrium. Kadar estradiol yang tinggi mungkin terkait dengan peningkatan tingkat keparahan gejala atau pengobatan yang belum efektif. Optimal nya, kadar estrogen dalam darah saat menjalani terapi hormonal adalah 30-50 pg/mL.

Progesteron:
Progesteron menetralkan efek estrogen; pemantauan kadar dapat menunjukkan apakah tubuh merespons perubahan hormonal dengan tepat.

LH (Lutenizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone):
Hormon-hormon ini mengatur siklus menstruasi dan fungsi ovarium. Tes ini penting bagi sisters yang ingin menjalani promil. Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi tingkat keparahan gejala dan kesuburan. Kadar LH dan FSH dapat memberikan informasi tentang fungsi pituitari dan membantu menilai cadangan ovarium.

3. Hematologi Lengkap

Definisi: Tes ini mengukur berbagai komponen darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan platelet.

Relevansi:

  1. Deteksi Anemia: Wanita dengan perdarahan menstruasi berat atau nyeri kronis mungkin mengalami anemia, yang ditunjukkan oleh kadar hemoglobin atau hematokrit yang rendah.
  2. Peradangan: Perubahan dalam jumlah sel darah putih dapat menunjukkan adanya peradangan yang mendasari.
  3. Infeksi: Kadar sel darah putih yang tinggi dapat mengindikasikan adanya infeksi. Ini penting untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara keseluruhan dan dapat membantu dalam diagnosis infeksi yang mungkin memperburuk gejala endometriosis.

4. Tes Fungsi Tiroid

Definisi: Tes ini mengukur kadar hormon tiroid (TSH, Free T4, dan T3).

Relevansi:

  1. Disfungsi tiroid dapat memperburuk ketidakteraturan menstruasi dan gejala endometriosis.
  2. Kekurangan hormon tiroid (hypothyroid) maupun kelebihan hormon tiroid (hyperthyroid) dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen, yang memperburuk gejala endometriosis.
  3. Adanya endometriosis juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan gangguan hormon tiroid.

5. Penanda Inflamasi – Protein C-reaktif (CRP)

Definisi: CRP adalah protein yang diproduksi oleh hati sebagai respons terhadap peradangan.

Relevansi:

  1. Kadar CRP yang meningkat dapat menunjukkan peradangan sistemik, yang mungkin ada pada wanita dengan endometriosis.
  2. Memantau CRP dapat membantu menilai respons terhadap pengobatan, terutama terapi anti-inflamasi.

6. Penanda Autoimun

Definisi: Tes untuk berbagai kondisi autoimun (misalnya, ANA, faktor reumatoid) dapat dilakukan.

Relevansi:

  1. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara endometriosis dan penyakit autoimun.
  2. Mengidentifikasi gangguan autoimun dapat membantu menyesuaikan strategi pengobatan, karena modifikasi imun dapat mempengaruhi pengelolaan gejala.

Kesimpulan

Tes darah ini sangat membantu untuk memahami endometriosis dan dampaknya pada kesehatan wanita. Namun, tes ini paling efektif ketika diinterpretasikan bersamaan dengan gejala klinis, pelaksanaan USG, MRI, atau CT scan, serta mungkin temuan bedah. Pemantauan secara teratur dapat membantu memandu keputusan pengobatan dan meningkatkan manajemen keseluruhan kondisi endometriosis.

Referensi

  • Karimi-Zarchi, M., Dehshiri-Zadeh, N., Sekhavat, L., & Nosouhi, F. (2016a). Correlation of CA-125 serum level and clinico-pathological characteristic of patients with endometriosis. International Journal of Reproductive BioMedicine, 14(11), 713–718. https://doi.org/10.29252/ijrm.14.11.713
  • Chen, Y., Pan, M., Zuo, Y., Yang, B., & Wang, S. (2022). Research progress of CA125 in endometriosis: Teaching an old dog new tricks. Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine, 2(4), 191–198. https://doi.org/10.1016/j.gocm.2022.10.006Peyneau, M., Kavian, N., Chouzenoux, S., Nicco, C., Jeljeli, M., Toullec, L., Reboul-Marty, J., Chenevier-Gobeaux, C., Reis, F. M., Santulli, P., Doridot, L., Chapron, C., & Batteux, F. (2019). Role of thyroid dysimmunity and thyroid hormones in endometriosis. Proceedings of the National Academy of Sciences, 116(24), 11894–11899. https://doi.org/10.1073/pnas.1820469116
  • Gheorghisan-Galateanu AA, Gheorghiu ML. HORMONAL THERAPY IN WOMEN OF REPRODUCTIVE AGE WITH ENDOMETRIOSIS: AN UPDATE. Acta Endocrinol (Buchar). 2019 Apr-Jun;15(2):276-281. doi: 10.4183/aeb.2019.276. PMID: 31508191; PMCID: PMC6711644.
  • Sinaii, N. (2002). High rates of autoimmune and endocrine disorders, fibromyalgia, chronic fatigue syndrome and atopic diseases among women with endometriosis: A survey analysis. Human Reproduction, 17(10), 2715–2724. https://doi.org/10.1093/humrep/17.10.2715
  • Kirkegaard, S., Uldall Torp, N. M., Andersen, S., & Andersen, S. L. (2023). Endometriosis, polycystic ovary syndrome, and the thyroid: A Review. Endocrine Connections, 13(2). https://doi.org/10.1530/ec-23-0431
  • Moini A, Ghanaat M, Hosseini R, Rastad H, Hosseini L. Evaluating hematological parameters in women with endometriosis. J Obstet Gynaecol. 2021 Oct;41(7):1151-1156. doi: 10.1080/01443615.2020.1845634. Epub 2021 Jan 18. PMID: 33459084.
  • Turgut A, Hocaoglu M, Ozdamar O, Usta A, Gunay T, Akdeniz E. Could hematologic parameters be useful biomarkers for the diagnosis of endometriosis? Bratisl Lek Listy. 2019;120(12):912-918. doi: 10.4149/BLL_2019_153. PMID: 31855050.
  • Kedzia, M., Osinski, M., Mantaj, U., & Wender-Ozegowska, E. (2023). Endometriosis is associated with an increased whole-blood thrombogenicity detected by a novel automated microchip flow-chamber system (T-TAS®). Ginekologia Polska, 94(4), 291–297. https://doi.org/10.5603/gp.a2021.0153

Tak Perlu Bingung Lagi!
Ukur Tingkat Kondisi Endometriosis Anda Disini